Postingan

Mungkin hanya rasa

Hei phd, apa kabar? Semoga kamu selalu baik-baik saja Aku akan mencoba menceritakan sebuah kisah, yang mungkin seharusnya telah aku sudahi dari beberapa bulan yang lalu Aku mengenalmu dari sebuah game yang bernama hago, mungkin seharusnya aku panggil game itu jadi halu karna mengharapkan mendapatkan pendamping dari game itu haha. Aku sedikit lupa aku mengenalmu di akhir agustus, Perkenalan yang cukup aneh sih, kenal dari game dan sebenernya yang membuka percakapan karna ada suara emakku yang neriakin nyuru makan dan anehnya aku masih ingat sekali momen ini, momen yang cukup aneh memang, dan seharusnya setelah game selesai terus add friend seperti pemain lain yang yaudah kaya gak ada apa2 setelah itu, tapi ini beda seakan ingin bermain bersama terus, dan komunikasi berpindah ke whatsapp, aku mencoba biasa saja mungkin sedikit mencoba lucu di awal, seiring waktu berjalan, kamu pun mulai sedikit sibuk dengan kuliah, komunikasi berjalan dengan baik, bahkan aku merasa prioritas karna t

Hai kamu

Hai kamu Ya kamu yang sering aku pandangi Ya mungkin hanya dari jauh Berdekatpun bibirku terasa kaku Hai kamu Yang masih satu tempat dalam ruang kelas Kamu yang selalu ku pandangi dari jauh Mungkin kau tak merasa atau memang tak menghiraukan Ya sebuah rasa Sebuah rasa yang seiring dengan berjalannya waktu Sebuah rasa yang terus semakin mengusik Sebuah rasa yang terus coba aku tahan Alasan Ya terlalu banyak alasan untuk mencoba diam Bukan tak berani mencoba lebih dekat Tapi entahlah, masih terlalu berat untuk mengungkap sebuah rasa ini Salah? Bukan karna aku takut salah Rasa itu tak diterimapun tak masalah Hanya masih terlalu banyak pertimbangan untuk segera maju Kisah sebelumnya? Mungkin itu salah satu pertimbangan Tapi mencoba tak jatuh pada lubang yang sama pun butuh perjuangan Karna semua yang telah berlalu bukanlah lagi alasan, aku hanya mencoba menjemput masadepan. Dan untuk kamu lagi, ya kamu Kamu yang kini aku dambakan Meski hanya melihat dari jauh saja

Masih kah?

Masihkah kau menunggu? Masihkah ada rasa itu? Rasa yang selalu akuharapkan, Rasa yang hanya memang ada pada seseorang. Tak mudah untuk mengalihkan rasa itu, Rasa yang masih cukup besar bersarang pada diri ini, Rasa yang selalu meng-gebu2 jika teringat lagi, Rasa yang kini kian hancur tanpa perhatian lagi. Tak pernah ada penyesalan pernah mendambamu, Tak pernah ada keraguan bahwa rasa itu ada, Mungkin salahku meng iyakan pas kau katakan sudah, Mungkin memang salahku yang mencoba membuatmu nyaman, mengiyakan apa yang kau mau. Tapi memang percuma jika memang sudah tak ada lagi rasa, Memang seharusnya terpisah jika tak lagi sejalan.

kembali merindu?

Hai apa kabarmu? aku telah mencoba menghilangkan jejak menjauh dari titik area kenangan yang ada mencoba melenyapkan semua sisa2 sepihan langkah yang pernah ada tetapi sungguh tak seperti yang aku kira merindukan mu bukan sekedar jejak langkah yang biasa jejak itu masih membekas masih sering ku temui di setiap sela2 waktu sungguh jika kau tau waktu sering memutar balikkan keadaan seiring dengan dentingan detik yang semakin berlalu seiring jejak2 baru yang ku coba buat untuk menghilangkan jejak2 masa lalu pernah terselip keinginan menghubungimu lagi tapi rasa takut tetap menyelimuti mengekang banyak keinginan yang seharusnya terlaksana membuat keadaan seperti tak tergerak terlalu takut, semakin terpuruk, takut terhempas dalam pasir hisap yang tak banyak orang tau dimana ujungnya, terlalu nyaman dengan keadaan seakan tak bisa bergerak yang perlu kau tau sesungguhnya mengumpulkan kembali keberanian tak semudah pergi untuk meninggalkan mencoba acuh pada kead

Hapus?

Perjalanan masih cukup panjang, Telah cukup lama terpisah, Tapi butir2 kenangan masih tetap tertanam, Entah kapan menghilang, Kenangan mungkin hanya akan menjadi kenangan, mungkin juga bisa terulang walau hanya dalam angan2. Menghapus banyak hal mungkin bisa mengurangi, Tapi masih banyak hal yang masih terpendam.

Takut?

Tentang rasa takut, Mungkin selalu ada, Dan pasti ada, Mungkin pada setiap sisi, Atau pada celah-celah yang pernah kau hinggapi. Tetap terjaga kawan, Rasa takut pasti akan menghampiri, Tetap optimis kawan, Jangan sampai terperosok terlalu dalam, Jangan sampai terpendam terlalu lama, Jika bisa alihkan lah, Jika mampu usirlah, Sampai rasa takut itu hilang, Namun tetaplah terjaga kawan, Karna rasa itu akan kembali pada waktunya, Kembali setiap saat yang tepat di waktunya dalam perjalananmu, Tetap lah terjaga, tetaplah semangat, tetap optimis, dan tetaplah bersama kebaikan.

Lanjutkan?

Entahlah, Masih disini dengan rasa yang sama Masih dengan rindu yang sama, Masih dengan tujuan yang sama, Jika memang tak mungkin disatukan, Lebih baik menjauh, Tak segampang melupakan tukang es doger yang pergi saat bayar, Sulit, pastilah sangat di rasa, Tak pernah ada yang tau rasa ini kapan akan berubah, Tapi, Terus lah berharap kebaikan, Meski yang diterima cobaan, Tetaplah berharap, Meski akan terpisah jauh, Tetaplah berharap, Karna kebaikan bisa muncul dimana saja, kapan saja, dan untuk siapa saja.